Maos - Menemukan benjolan di payudara bisa jadi mimpi buruk bagi semua orang khususnya wanita. Tetapi sebelum cepat-cepat mengambil keputusan, Anda harus mengetahui bahwa tidak semua benjolan payudara merupakan tanda Anda mengalami kanker payudara.
Beberapa benjolan pada payudara juga bisa berupa tumor jinak yang cenderung tidak berbahaya.
Saat melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan menemukan benjolan, perhatikan beberapa ciri benjolan pada kelainan payudara dibawah ini:
1. Kelainan fibrokistik
Kebanyakan benjolan payudara merupakan fibrosis atau kista yang merupakan perubahan abnormal pada jaringan payudara dan tidak bersifat ganas atau non kanker. Perubahan ini biasa disebut perubahan payudara fibrokistik dan biasanya terdeteksi karena adanya benjolan pada payudara, rasa sakit, atau bahkan bengkak pada payudara. Keadaan dan gejala ini biasanya semakin memburuk seiring dengan dimulainya periode menstruasi wanita.
Benjolan yang terasa di payudara mungkin lebih dari satu dan terkadang dari puting akan keluar sedikit cairan berwarna keruh. Keadaan ini cenderung umum dialami oleh wanita usia produktif dan dapat terjadi di salah satu payudara atau di kedua payudara.
2. Fibrosis
Jaringan ini hampir mirip dengan jaringan luka. Jika diraba, fibrosis pada payudara akan terasa kenyal, padat, dan keras. Kelainan ini tidak akan menyebabkan atau berkembang menjadi kanker payudara. Penelitian terkait meningkatnya risiko kanker payudara pada mereka yang menderita kelainan fibrokistik menghasilkan kesimpulan yang beragam. Ada yang mengatakan bahwa jika memiliki kelainan fibrokistik maka risiko kanker payudara di kemudian hari akan meningkat, namun ada juga yang menyatakan bahwa memiliki kelainan fibrokistik tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara.
3. Kista
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Adanya kista biasanya baru terdeteksi ketika ukurannya sudah membesar atau disebut (kista makro) di mana ukurannya mencapai 2,5-5 cm. Pada tahap ini Anda sudah dapat merasakan adanya benjolan pada payudara. Kista cenderung membesar dan menjadi lunak ketika mendekati masa menstruasi. Benjolan kista biasanya berbentuk bulat atau lonjong dan mudah digerakkan atau berpindah-pindah ketika disentuh, seperti menyentuh kelereng. Tetapi benjolan kista dan benjolan solid lainnya susah untuk dibedakan.
Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat apakah benjolan benar-benar kista. Sama seperti fibrosis, kista juga tidak meningkatkan risiko Anda terhadap kanker payudara.
4. Fibroadenoma
Merupakan salah satu jenis tumor jinak yang paling sering dialami wanita. Ciri-cirinya adalah bisa digerakkan atau berpindah-pindah tempat, Jika ditekan, benjolannya akan terasa padat atau solid, berbentuk bulat atau oval, serta kenyal. Biasanya benjolan payudara ini juga tidak menimbulkan rasa sakit ketika ditekan. Fibroadenoma biasa dialami oleh mereka yang berusia 20-30 tahun dan ras Afrika-Amerika cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami fibroadenoma di kemudian hari. Selain itu, benjolan fibroadenoma biasanya juga cenderung memerlukan waktu lama untuk bertambah besar tetapi bukan tidak mungkin ukurannya akan menjadi sangat besar (atau disebut dengan giant fibroadenoma).
Baca Juga : Dokter Meninggal Usai 4 Hari Tugas Jaga Tanpa Henti Saat Libur Lebaran, Netizen Beri Kecaman
Fibroadenoma tidak akan berkembang menjadi kanker, dan sama seperti fibrosis serta kista, penelitian terkait apakah fibroadenoma dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara di kemudian hari masih belum memberikan jawaban pasti.
5. Intraductal papilloma
Merupakan suatu tumor jinak, non kanker, yang terbentuk pada kelenjar susu. Biasanya intraductal papilloma teraba berupa satu benjolan cukup besar yang terletak dekat dengan puting, atau bisa juga berbentuk beberapa benjolan kecil yang terletak jauh dari puting. Ukuran dari benjolan tumor ini berkisar antara 1-2 cm, bisa lebih besar atau bahkan lebih kecil tergantung dari dimana benjolan tersebut tumbuh. Terbentuk dari kelenjar, sel fibrous, dan pembuluh darah, intraductal papilloma lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 35 sampai 55 tahun.
Jika intraductal papilloma terdiri hanya dari satu benjolan saja dan berada dekat dengan puting, kondisi ini biasanya tidak diasosiasikan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Tetapi multiple papillomas alias tumor yang lebih dari satu dan tersebar di payudara jauh dari puting, dapat membuat risiko Anda untuk menderita kanker payudara di kemudian hari sedikit meningkat. Ini karena multiple papillomas sering dikaitkan dengan suatu keadaan pre-kanker yang disebut atypical hyperplasia.
Bagaimana mengetahui apakah benjolan payudara saya kanker atau bukan?
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa biasanya benjolan payudara yang jinak dan tidak berbahaya memiliki beberapa karakteristik berikut:
- cenderung mudah digerakkan atau bergeser jika disentuh
- memiliki batas yang jelas
- berbentuk oval atau bulat (biasanya terasa seperti kelereng)
- aktivitasnya cenderung mengikuti siklus menstruasi
- bisa terasa sakit atau tidak sama sekali
- pertumbuhannya lambat
Untuk diagnosis yang lebih jelas, tentu Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan lanjutan (seperti USG dan mammografi) mungkin dibutuhkan dan akan memberikan hasil yang lebih akurat terkait benjolan di payudara Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar